Kamis, 18 April 2013

Secret Admirer History's

                                                               Your Mustache Is Tease Me
                                                                    Tuti Handayani Arifin

Enggak tau kenapa, cowok yang berkumis selalu terlihat tampan dimata saya. Walaupun teman – teman saya mengatakan bahwa itu menggelikan, tapi itu maco. Cowok bagaimana pun bentuknya, kalau punya kumis pasti akan terlihat tampan ( menurut saya ). Ini kisah menyedihkan, sudah lama rasanya saya memantau pria ini. Dia sangat tampan dengan kumis tebalnya yang berbentuk. Setiap membayangkannya, selalu saja saya tertawa kecil tapi penuh harapan. Harapannya sih sederhana, harapannya bisa jadi seseorang yang spesial. Tapi sebenarnya itu tidak mungkin terjadi. Sebut saja namanya Adhe. Sebenarnya dia bukan orang jauh. Dia berteman dengan kekasih kakak saya. Pernah suatu hari dia mengajak saya ngobrol lewat obrolan yang terdapat di facebook.
 “ halo, adeknya Uci ya ? “ Tanya Adhe lewat obrolan facebook “ iya. Kenapa kak? Kok tau saya adenya Uci ? “ Tanyaku balik. Pura – pura jutek tapi sebenarnya senyum – senyum meggelikan
“ Tidak. Saya temannya Dian ( pacarnya Uci ) “ jawab Adhe singkat.
“ oh.. Iya kak, salam kenal ya “ kataku, dan tiba-tiba obrolan Adhe offline. Padahal sebenarnya saya berharap bisa mengobrol banyak dengan dia. Dari situlah awal mula saya begitu tertarik sama Adhe.
Padahal sebenarnya itu hanya perbincangan biasa. Tapi saya tidak tahu, walaupun hanya melihat fotonya selalu saja ada hal – hal yang bisa jantung saya berdetak kencang dan harapan yang menggebu-gebu. Online sudah menjadi rutinitas saya sehari – hari jika saya di rumah. Di kos saya agak sulit mendapat jaringan internet. Jadi ketika saya kembali ke rumah, yang bikin semangat adalah ketemu adek dan online dan mengintip segala aktivitas barunya di facebook. Saya Cuma bisa bilang “ oh my god “ kalau melihat fotonya. Sambil menutup mulut dengan mata berbinar-binar dan huh itu menyedihkan. Saya terhipnotis. Saya benar-benar di goda. Dan bodohnya lagi, saya tergoda. Sialnya lagi, saya hanya seorang secret admirer yang payah. Ada beberapa waktu yang lalu, ketika dia mempunyai pacar. Setiap foto yang di update tentunya bersama dengan pacarnya, selalu saja saya berkhayal kalau wanita itu adalah saya. Betapa bahagianya saya jika itu benar-benar terjadi, dan DORR! Saya sadar dan saya hanya akan jadi pengagum rahasia. Selamanya. Ini benar – benar menyedihkan. Tiap hari saya mengintip profilnya, melihat isi – isi albumnya dan lagi – lagi saya hanya bisa gemes sendiri dengan ekspresinya. Terkadang ingin sekali rasanya saya menyapa, tapi saya takut sendiri dengan sikapnya yang dingin. Hampir semua foto – foto yang dia upload saya ‘ like ‘. Dia sepertinya bukan orang yang kurang kerjaan, saya memperhatikannya dia termasuk orang yang jarang berkeliaran di dunia maya. Tapi sekali online, pasti ada – ada saja kejutan yang dia buat. Dan selalu saya katakan hes was amazing. Memang tidak bisa dipungkiri. Saya bahkan mengunduh fotonya dan memasangnya sebagai wallpaper di handphone saya. Menyimpan beberapa di laptop dan beberapa kali sempat ingin menjadikan foto permanen di dompet saya. Tapi selalu saya sadari kalau itu hanya memperburuk suasana hati saya. Karena sebenarnya tidak ada yang special, dan harus di ingatkan kalau saya hanya pemuja rahasianya. “ gantengnyaaaaaa… “ kata teman saya yang lagi memandangnya berlebihan “ iyaa.. ganteng “ jawabku singkat “ tumben? Pasti kumisnya kan ? “ Tanya temanku dengan tatapan sinis. Tertawa kecil dan saya hanya mengangguk. Tapi memang yang bikin lelaki menarik itu karena kumisnya. Kumis tipis, tapi hitam. Oh my god!!!! Pasti akan terlihat lucu. Dan saya, kisah menyedihkanku ini akan terus seperti ini. Adhe memang terlihat sempurna, tapi bukan berarti harus saya miliki. Terkadang, menjadi pengangum rahasia dan mengintipnya diam-diam bisa bikin saya senyum sendiri. Walaupun itu memalukan. Tapi saya benar-benar terhipnotis. Bukan salah saya, bukan salah dia. Yang salah adalah kumisnya yang mempesona, yang tentunya berhasil bikin saya diam – diam menjadi kagum.

                                                                        ***